Sering Konsumsi Telur Ayam? Ini Perbedaan Telur Infertil dan Fertil dan Cara Mengetahui Perbedaannya

JURNAL BANGSA - Sering mengonsumsi telur ayam? Pernahkah terbesit dalam benak Anda jika telur tersebut akan menetas atau tidak.

Bila Anda merasa penasaran tentang hal itu, maka Anda perlu tahu jenis telur dari ayam itu berasal.

Telur ayam yang kita konsumsi bisa mengalami dua proses yang mempengaruhi hasilnya.

(BACA JUGA:Awas! Potensi Gempa Magnitudo 9.1 dan Tsunami Raksasa Ancam Wilayah Ini, Simak Penjelasan BNPB )

Ada dua jenis telur yang bisa dihasilkan, yaitu telur Fertil dan Infertil. Lantas apa perbedaannya? Dan manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi?

Telur Fertil

Telur fertil adalah telur yang dihasilkan setelah mengalami proses pembuahan oleh ayam pejantan.

Jika di erami oleh ayam betina atau di inkubasi dengan suhu yang tepat, maka telur akan menetas dalam waktu 21 hari.

Namun telur yang biasa dipanggil Hatched Egg (HE) ini ternyata tak lebih awet dari telur infertile. Telur ini hanya dapat bertahan sekitar 7 hari setelah keluar dari induk ayam.

Telur Infertil

Telur Infertil merupakan telur yang dihasilkan ayam betina tanpa mengalami proses pembuahan oleh ayam jantan. Karena hal tersebut, maka telur ini tidak dapat menetas.

Daya tahan telur ini lebih panjang daripada telur fertile yaitu 30 hari jika disimpan dalam suhu ruangan. Ini yang menyebab telur infertil lebih mudah ditemukan dan banyak dijual di pasaran.

Itulah perbedaan antara telur fertil dan infertil. Lalu manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi?

Kedua jenis telur ini sama-sama baik untuk dikonsumsi, asalkan keduannya dalam kondisi baik dan tidak busuk.

Karena hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukan mana yang lebih menyehatkan dalam kandungan telur fertil dan infertil.

Yang terpenting adalah bagaimana kita memilih telur yang berkualitas baik untuk dikonsumsi.

Pertama, jika membeli telur dengan kemasan yang biasa ditemui di supermarket, perhatikan tanggal kadaluarsanya.

Jika membeli telur secara hitungan berat, maka cara yang paling mudah adalah menciumnya.

Telur yang sudah busuk biasa mengeluarkan bau yang tak sedap, berlaku pada saat telur mentah atau sudah dimasak.

Jika ternyata busuk, maka jangan lupa untuk membuang telur dan mencuci bersih wadah tempat memecahkan telur tersebut.

Kedua, perhatikan cangkang telur. Kita bisa memeriksa dengan melihat lendir, retakan atau lapisan putih seperti tepung.

Lendir dan retakan bisa menandakan adanya bakteri sedangkan lapisan putih menandakan jamur.

Namun walau cangkang baik-baik saja namun setelah dibuka isinya terdapat noda merah atau kehitaman, maka telur tersebut terkontaminasi bakteri. Dan jika kuning atau putih telur teksturnya hancur maka bisa dipastikan telur itu sudah tidak layak.

Cara yang terakhir yaitu yang paling umum digunakan yaitu dengan merendam telur.

Jika telur mengapung, maka kandungan isi telur telah berkurang dan digantikan dengan udara. Namun hal ini tidaklah mutlak menandakan kondisi telur masih layak atau tidak.

Bila telur dipecahkan tidak mengeluarkan bau atau rusak seperti ciri sebelumnya, maka telur tersebut tetap aman dikonsumsi.

Cara dengan air ini juga berfungsi untuk mengetahui usia telur. Semakin ringan saat mengapung maka telur tersebut sudah tua.

***

`
Tags :
Kategori :

Berita Terkait